Asal Jangan Lupa Jalan Pulang

          Berandai senja menjadi pendar yang egois, yang tak mengekalkan sang bulan memerintah malam kembali menjarakkan langkah kaki aku dan kamu. Rasanya cepat sekali senja tenggelam dibalik dinginnya ancala, kurasa haruslah raga ini segera berkemas lalu mengajarinya cara berenang. Setidaknya, ketika aku dan kamu sedang membagi kisah, atau sekedar menatap, atau sekedar diam memaknai cinta, atau barangkali menyusun strategi melawan rindu, yang habis hanyalah kesedihan pada masing-masing kita, bukan waktu lantas jadi merindu.

            Perihal rindu, Sang Maha Cinta sepertinya memaketkan untukku sepasang dengan cemburu, mungkin esok akan menikah dengan khawatir, mungkin esok akan melahirkan curiga. Bintangpun sepertinya dengar ketika kamu dengan suara pelan berucap kau gamang bilamana aku jatuh pada peluk yang lain, terlebih lagi jika salah salah malah membuatku sengsara, kendati itu sahabatku. Sungguh, aku ingin meneriaki indra pendengarmu, atau barangkali menyurati hatimu agar kamu tahu bahwa akupun. Iya, akupun takut, bukan karena terlahir sebagai pencundang lantas aku gentar, tapi karena kau telah menjelma separuh mentari pagiku, menjelma malam yang menyeyakan, bahkan kadang berani menjelma sebagai badai yang menantang sebagian takutku.

           Jikalau tiap fajar berganti petang, petang berganti fajar lantas kau terus saja berkabar dengannya, apa bedanya dia dengan diriku? Harapku kau selalu tahu jalan pulangmu, jangan buta lantas kau tidur dirumah yang salah. Jangan pula menanam banyak kehidupan dirumah tersebut, apalagi sampai membuat perapian didalamnya agar kau selalu merasa hangat. Aku takut ketika kau terlelap dirumah tersebut, dan aku mengetuk pintunya tak ada bunyi yang kau dengar sehingga abadi kau disana. Kutitip satu pesan untukmu, rumahmu yang belok kanan, yang ada halaman kecil dan tempat barayun yang selalu membuatmu girang seperti kecil dulu. Kutunggu kau selalu untuk pulang, sebab masih ada cerita yang harus kita tulis dihalaman berikutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu, Adalah Tentang Kebenaran.

Rindu Sendiri, Maukah Kau Menggenapkannya?

Aku Mencintaimu, Dan Tidak Sengaja.