Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Rindu, Adalah Tentang Kebenaran.

Gambar
Bandung,17 Desember 2014 Bukan perkara bagaimana kita rindu,tapi bagaimana menjinakkan rindu yang liar. Bukan perkara bagaimana kita mengenal cinta, tapi bagaimana cinta menjalar dengan alakadar disela-sela jarimu. Adalah perkara perpisahan yang membuat rindu semakin jelas, dan cinta adalah kebenaran. Rinduku terlalu jauh kau jemput dari kotamu. Sehingga kau sebrangi pulau, untuk mencintai yang lain. Rinduku jelas berlabuh pada hati yang salah. Sebab malam terus berganti,tapi rinduku masih menanti. Cintaku jelas telah kutitipkan pada penipu. Sebab bibirnya bersumpah menjaga, tapi hatinya berkhianat juga. Bukan perkara melupakan yang kupersoalkan. Tapi bagaimana kau pura-pura lupa salahmu apa. Bukan perkara memaafkan yang sulit. Tapi bagaimana kau seenaknya berkemas, dan sekarang datang memelas. Kau bahkan tak sadar itu adalah tiga tahun yang lalu, dan sekarang kita sudah sama-sama tumbuh. Kau adalah bagian cerita, tak usah berharap menjadi nyata. Tuan, rin

Kembang Itu (Layu), di Teras Rumahmu.

      Pada pagi pertama dimusim liburan, diteras rumahmu aku mengaduk cokelat panas buatanmu hingga kamu datang dan duduk disebelahku sambil menyeruput kopi hitammu.  Semburat matahari yang memperjelas senyummu dibalik cangkir kopimu, semilir yang mengeraskan keheningan diteras rumahmu membuat peluh meluruh didahiku dan berhenti terhalang alis.     Kau tahu? 4 tahun mengenalmu bukanlah perkara sepele hingga kita sedekat nadi. Maksudku pernah sedekat nadi. Datang kerumahmu dan duduk diteras yang dikelilingi tanaman kaktus adalah udara yang ingin aku hirup kembali, sesak memang, tapi biarlah aku hembuskan angin dingin agar kita bisa memperbaiki semuanya. Jarak yang tak diindahkan oleh perasaan yang tidak mau bertanggung jawab.     Malam itu jangkrikpun tak ingin buka suara, bintang bahkan temaram tak mau menyinari kebenaran, hanya ada hati yang sama-sama tau. Perbedaannya adalah yang satu ingin berjuang, yang satu ingin  membuang. Itu adalah kekecewaanku yang terbesar, kau tidak t

Untuk Satu Orang Pembaca. [MASA SMA]

   Hai, apa kabarnya kamu? Sebuah perkenalan pertamaku di masa putih abu. Aku pikir, kini kita telah sama-sama melupakan bagaimana lucunya sebuah usaha dari dua insan yang ingin saling mengenal tapi malu-malu. Tapi kau tau? Kini aku berani membukanya kembali,tertawa bersama serpihan kenangan kita dulu, seakan semuanya sedang terjadi. Berat rasanya harus menceritakan lagi disini semua kebahagiaan yang pernah ada dalam kisah kita dulu,dalam suasana sedih seperti saat ini. Apa aku gila? Jika aku bisa merasakan hangatnya roti blueberry yang kusantap saat kau memandangiku dari jendela kelasmu, setiap hari pada jam istirahat? Apa aku gila? Jika aku bisa melihat rona pipiku yang terpancar saat kau tiba-tiba datang kekelasku hanya untuk meminjam pulpen? Dan kini aku benar-benar gila, karena aku mengundang semua kriminal yang telah mencabik akal sehatku. Sebuah perpisahan yang terjadi, semua terjadi setelah kepulanganku dari kota penuh kenangan, Yogyakarta. Aku hanya membawa sebuah keju